Jumat, 04 Juni 2010

Bahasa Indonesia

Penggunaan EYD dalam Kalimat

1. Pemakaian Huruf Besar

a) Huruf Pertama Petikan Langsung

Perkembangan pertama tatkala dalam masyarakat tumbuh suatu profesi baru yang disebut ” guru ” yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan. (Kalimat Salah)

Perkembangan pertama tatkala dalam masyarakat tumbuh suatu profesi baru yang disebut ” Guru ” yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan. (Kalimat Benar)

b) Huruf Pertama Setiap Unsur Bentuk Ulang Sempurna

Sumber-sumber belajar ini diidentifkasikan sebagai pesan, orang, bahasa, peralatan, teknik dan latar atau lingkungannya. (Kalimat Salah)

Sumber-Sumber Belajar ini diidentifkasikan sebagai pesan, orang, bahasa, peralatan, teknik dan latar atau lingkungannya. (Kalimat Benar)

c) Huruf Pertama Nama Tahun, dsb

Penelitian ini dimulai pada september 2007 – januari 2008. (Kalimat Salah)

Penelitian ini dimulai pada September 2007 – Januari 2008. (Kalimat Benar)

d) Huruf Pertama Kata Pada awal kalimat

dalam penggunaannya menggunakan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan. (Kalimat Salah)

Dalam penggunaannya menggunakan penglihatan, pendengaran dan sentuhan. (Kalimat Benar)

e) Unsur pertama nama orang

Model procedur pengembangan produk CAI dipilih oleh hanafi dan peck (1988). (Kalimat Salah)

Model procedur pengembangan produk CAI dipilih oleh Hanafi dan Peck (1988). (Kalimat Benar)

f) Huruf Pertama kata penunjuk

Metode survey yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu melakukan survey untuk memperoleh data. (Kalimat Salah)

Metode Survey yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu melakukan survey untuk memperoleh data. (Kalimat Benar)

g) Huruf Pertama Setiap Unsur Bentuk Ulang Sempurna

Sumber-sumber belajar ini diidentifkasikan sebagai pesan, orang, bahasa, peralatan, teknik dan latar atau lingkungannya. (Kalimat Salah)

Sumber-Sumber Belajar ini diidentifkasikan sebagai pesan, orang, bahasa, peralatan, teknik dan latar atau lingkungannya. (Kalimat Benar)

h) Huruf Pertama pada awal kalimat

Desain penelitiannya sebagai Berikut : (Kalimat Salah)

Desain penelitiannya sebagai berikut. (Kalimat Benar)

i) Huruf Pertama Kata Pada awal kalimat

penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008. (Kalimat Salah)

Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008. (Kalimat Benar)

j) Huruf pertama pada nama geografi atau tempat

Tempat penelitian ini dilakukan di SMK Kemala bhayangkari. ( Kalimat Salah)

Tempat penelitian ini dilakukan di SMK Kemala Bhayangkari. ( Kalimat Benar)

2. Pemakaian Huruf Miring

a) Menuliskan kata asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Flowchart yang telah dibuat digambarkan dengan bentuk storyboard. (Kalimat Salah)

Flowchart yang telah dibuat digambarkan dengan bentuk storyboard. (Kalimat Benar)

b) Menuliskan kata asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Sangat baik untuk kegiatan drill and practice. (Kalimat Salah)

Sangat baik untuk kegiatan drill and practice. (Kalimat Salah)

c) Menegaskan/mengkhususkan huruf, bagian kata dan sebagainya.

Evaluasi ini melibatkan 5 orang responden, dimana kegiatan yang dilakukan sama dengan one – to – one evolution. (Kalimat Salah)

Evaluasi ini melibatkan 5 orang responden, dimana kegiatan yang dilakukan sama dengan one – to – one evolution. (Kalimat Benar)

d) Menegaskan/mengkhususkan huruf, bagian kata dan sebagainya.

Media hasil gambar teknologi cetak dan komputer. (Kalimat Salah)

Media hasil gambar teknologi cetak dan komputer. (Kalimat Benar)

e) Menuliskan kata asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Banyak program atau software yang digunakan untuk program CAI. (Kalimat Salah)

Banyak program atau software yang digunakan untuk program CAI. (Kalimat Benar)

f) Menuliskan kata asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Dua macam motivasi dasar yaitu Ekstrinsik dan Instrinsik. (Kalimat Salah)

Dua macam motivasi dasar yaitu Ekstrinsik dan Instrinsik. (Kalimat Benar)

g) Menuliskan kata asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Kuesioner ini menggunakan rating scale. (Kalimat Salah)

Kuesioner ini menggunakan rating scale. (Kalimat Benar)

h) Menuliskan kata asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Data hasil uji coba instrument. (Kalimat Salah)

Data hasil uji coba instrument. (Kalimat Benar)

i) Menuliskan kata asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Hasil di uji dengan rumus Alpha Cronbach, yaitu : (Kalimat Salah)

Hasil di uji dengan rumus Alpha Cronbach, yaitu : (Kalimat Benar)

j) Menuliskan kata asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Menggunakan rumus Product Moment dari Pearson. (Kalimat Salah)

Menggunakan rumus Product Moment dari Pearson. (Kalimat Benar)

Senin, 18 Mei 2009

DAMPAK RADIASI TEGANGAN TINNGI PADA KESEHATAN MANUSIA

Pendahuluan

Pengembangan sistem jaringan terpadu meliputi sistem interkoneksi pusat-pusat pembangkit tenaga listrik yang ada serta membangun sistem transmisi dari pusat pembangkit ke gardu induk. Pada saat ini interkoneksi di Indonesia baru dilaksanakan di Pulau Jawa, yaitu dengan sistem tegangan tinggi (75 kV dan 150 kV) serta tegangan ekstra tinggi (500 kV) yang menghubungkan beberapa PLTA dan PLTU yang terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu antara pusat pembangkit di Suralaya, Saguling, Semarang, Gresik dan Paiton. Sedangkan sistem distribusi (penyaluran) di Indonesia saat ini menggunakan tegangan 20 kV untuk primer dan 220/380 V untuk sekunder dengan frekuensi 50 Hz. Tujuan dari sistem interkoneksi dan transmisi secara terpadu ini antara lain untuk meningkatkan kemampuan suplai tenaga listrik, agar pada saat terjadi gangguan pada salah satu pusat pembangkit tidak terlalu berpengaruh pada konsumen.

Sistem interkoneksi dan transmisi tersebut sering pula dinamakan dengan sistem Saluran Udara Tegangan (Ekstra) Tinggi yang sering disingkat dengan SUTET. Sistem interkoneksi dan transmisi tersebut saat ini memang harus dilakukan agar sistem jaringan terpadu dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga listrik dapat dicapai. Namun dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang masalah keselamatan kerja dan keselamatan lingkungan, maka masalah interkoneksi dan transmisi (SUTET) dengan tegangan tinggi atau ekstra tinggi menjadi suatu persoalan yang harus diperhatikan dengan cermat apabila jaringan tegangan tinggi tersebut melewati daerah permukiman. Kasus jaringan tegangan tinggi yang melewati daerah Gresik dan daerah Parung kiranya dapat menjadi pelajaran yang menarik untuk perencanaan interkoneksi dan transmisi pada masa mendatang. Apa yang menyebabkan masyarakat menjadi cemas bila daerahnya dilewati jaringan tegangan tinggi, tidak lain adalah karena rasa khawatir dan takut terkena radiasi tegangan tinggi.

Radiasi Tegangan Tinggi

Masalah radiasi tegangan tinggi sebenamya sudah sejak lama dipikirkan oleh para ahli semenjak James Clark Maxwell mengumumkan teorinya tentang ”A dynamic theory of the electromagnetic field ”, suatu teori revolusioner tentang pergeseran arus yang diramalkan dapat menimbulkan gelombang elektromagnet yang merambat dengan kecepatan cahaya. Secara teoritis elektron yang membawa arus listrik pada jaringan tegangan tinggi akan bergerak lebih cepat bila perbedaan tegangannya makin tinggi. Elektron yang membawa arus listrik pada jaringan interkoneksi dan juga pada jaringan transmisi, akan menyebabkan timbulnya medan magnet maupun medan listrik. Elektron bebas yang terdapat dalam udara di sekitar jaringan tegangan tinggi, akan terpengaruh oleh adanya medan magnet dan medan listrik, sehingga gerakannya akan makin cepat dan hal ini dapat menyebabkan timbulnya ionisasi di udara. Ionisasi dapat terjadi karena elektron sebagai partikel yang bermuatan negatif dalam gerakannya akan bertumbukan dengan molekul-molekul udara sehingga timbul ionisasi berupa ion-ion dan elektron baru. Proses ini akan berjalan terus selama ada arus pada jaringan tegangan tinggi dan akibatnya ion dan elektron akan menjadi berlipat ganda terlebih lagi bila gradien tegangannya cukup tinggi. Udara yang lembab karena adanya pepohon di bawah jaringan tegangan tinggi akan lebih mempercepat terbentuknya pelipatan ion dan elektron yang disebut dengan avalanche. Akibat berlipatgandanya ion dan elektron ini (peristiwa avalanche) akan menimbulkan korona berupa percikan busur cahaya yang seringkali disertai pula dengan suara mendesis dan bau khusus yang disebut dengan bau ozone. Peristiwa avalanche dan timbulnya korona akibat adanya medan magnet dan medan listrik pada jaringan tegangan tinggi inilah yang sering disamakan dengan radiasi gelombang elektromagnet atau radiasi tegangan tinggi

Dampak Radiasi Tegangan Tinggi terhadap Tubuh Manusia

Secara umum setiap bentuk radiasi gelombang elektromagnet dapat berpengaruh terhadap tubuh manusia. Sel-sel tubuh yang mudah membelah adalah bagian yang paling mudah dipengaruhi oleh radiasi. Tubuh yang sebagian besar berupa molekul air, juga mudah mengalami ionisasi oleh radiasi. Seberapa jauh pengaruhnya terhadap tubuh manusia, tergantung pada batas-batas aman yang diizinkan.

GrafikSejauh ini batasan aman untuk radiasi tegangan tinggi masih terus diteliti dan para ahli di seluruh dunia masih belum sampai kepada kata sepakat tentang batasan aman tersebut. Penelitian pengaruh radiasi tegangan tinggi sejauh ini baru diketahui akibatnya terhadap binatang percobaan di laboratorium. Radiasi tegangan tinggi (radiasi elektromagnet) ternyata mempengaruhi sifat kekebalan (imun) tikus-tikus percobaan. Apakah radiasi tegangan tinggi juga bersifat cocarcinogenik (merangsang timbulnya kanker), ternyata masih dalam taraf dugaan saja, karena tikus-tikus percobaan yang dikenai radiasi tegangan tinggi tidak ada yang menjadi terserang kanker, walaupun diramalkan kemungkinan terkena kanker dapat meningkat karenanya. Memang terdapat perbedaan antara manusia dan tikus, sehingga penelitian terhadap tikus-tikus tersebut mungkin lain hasilnya terhadap manusia. Walaupun demikian, usaha manusia untuk mengurangi dampak teknologi berupa jaringan interkoneksi dan transmisi tegangan tinggi yang dapat menimbulkan kemungkinan terkena radiasi tegangan tinggi tetap perlu dilakukan, agar diperoleh kepastian mengenai harga batas aman bagi manusia. Mudah-mudahan penetapan batas aman radiasi tegangan tinggi di Indonesia berdasarkan pertimbangan yang matang, sehingga masyarakat tidak menjadi takut dan khawatir bila daerahnya akan dilewati jaringan tegangan tinggi. Selain dari itu, penjelasan yang transparan dari pihak PLN kepada masyarakat perlu diberikan, agar program interkoneksi dan transimisi dapat berjalan lancar, sehingga program pembangunan sektor industri dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya yang pada akhirnya kesejahteraan masyarakat diharapkan akan dapat meningkat.

Penelitian dan Dampak Radiasi Tegangan Tinggi

Terhadap Tubuh Manusia

1. Wertherimer dan Leper (1979)

Ø Pandangan masyarakat dunia pada saat itu tentang hubungan kanker otak pada anak dengan paparan medan elektromagnetik.

Ø Sebagai replikasi dan eskpansi penelitian Wertheimer di berbagai negara. Namun hasil yang didapat justru beragam, bahkan sebagian besar bersifat kontradiktif.

Ø Dilaporkan, studi Feyching dan Ahlboum, 1993, meta analisisnya merupakan penelitian yang mendukung hasil Wertheimer, sedangkan studi National Cancer Institute tahun 1997 di Amerika Serikat, studi Kanada 1999, studi Inggris 1999-2000 dan studi Selandia Baru menemukan hasil yang tidak mendukung Wertheimer

2. Dr. Gerald Draper dan Dr. John Swanson

Ø Anak-anak yang tinggal kurang dari 200 meter dari jalur tegangan tinggi, saat dilahirkan memiliki resiko menderita leukimia sebesar 70 persen dari pada yang tinggal dari jarak 600 meter atau lebih.

Ø Ditemukan lima kali lipat lebih besar kasus leukimia pada bayi yang dilahirkan di daerah sekitar SUTET atau sebesar 400 dalam setahun dari 1 persen jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut.

Disimpulkan bahwa peningkatan resiko leukemia tidak diakibatkan oleh medan listrik atau medan magnet yang ditimbulkan oleh SUTET

3. Dr. dr. Anies, M.Kes

Ø Besar risiko electrical sensitivity pada penduduk yang bertempat tinggal di bawah SUTET 500 kV adalah 5,8 kali lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang tidak bertempat tinggal di bawah SUTET 500 kV.

Disimpulkan bahwa medan elektromagnetik yang berasal dari SUTET 500 kV berisiko menimbulkan gangguan kesehatan pada penduduk, yaitu sekumpulan gejala sakit kepala, pening, dan keletihan menahun.

4. Corrie Wawolumaya

Hasilnya tidak ditemukan hubungan antara kanker leukemia dan SUTET

5. John Moulder

Moulder menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara medan tegangan listrik dan kesehatan manusia (termasuk kanker). Walaupun demikian medan tegangan listrik belum bisa dibuktikan benar-benar aman. Selain itu disepakati juga bahwa jika ada bahaya kesehatan terhadap manusia, maka itu hanya terjadi pada sebagian kecil kelompok

6. WHO (World Health Organization)

Ambang batas kekuatan medan listrik dan medan magnet yang tidak membahayakan tubuh manusia sebesar 5 kV/m untuk medan listrik dan 0,1 m Tesla untuk medan magnet.

KELEMAHAN HASIL-HASIL PENELITIAN

Ø Hingga saat ini, belum ada kesepakatan dari para ahli kesehatan dunia mengenai efek SUTET terhadap kesehatan,

Ø Karena penelitian yang dilakukan di seluruh dunia, tidak ada yang bersifat eksperimental atau percobaan.

Ø yang dilakukan selama ini biasanya hanya mempelajari fakta yang berupa gejala, gangguan penyakit yang dialami masyarakat kemudian dikaji hubungannya dengan SUTET

Ø medan listrik dan medan magnet yang berasal dari jaringan listrik digolongkan sebagai frekuensi ekstrim rendah sehingga kemampuan memindahkan energi sangat kecil dan tidak mampu mempengaruhi ikatan kimia pembentuk sel-sel tubuh manusia yang mempunyai kuat medan listrik sekitar 10 juta Volt/m.

Ø Medan listrik dan medan magnet dengan frekuensi ekstrim rendah ini juga tidak mungkin menimbulkan efek panas seperti yang dapat terjadi pada efek medan elektromagnet gelombang mikro, frekuensi radio, dan frekuensi yang lebih tinggi seperti pada telepon seluler.

Ø Anggapan orang yang mengatakan bahwa medan listrik dan medan magnet SUTET dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia seperti :Pusing, nyeri otot,k gatal-gatal pada kulit, sesak nafas, susah tidur, berdebar-debar, gangguan penglihatan

Ø Hal tesebut merupakan gangguan psikosomatik yang bersifat subyektif. Yaitu ada keluhan tetapi tidak terbukti dalam pemeriksaan fisik dan penunjang. Contohnya, ada keluhan penglihatannya terganggu dan berkunang-kunang. Tapi ketika matanya diperiksa ternyata tidak ada kelainan.

Ø Gangguan psikis ini lazim disebut dengan elektromagnetik hipersensitiviti, sebenarnya merupakan gangguan stres yang berlebihan yang dihubungkan dengan banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk faktor sosial. Misalnya keluhan sakit perut yang hebat sebenarnya karena masalah keuangan, masalah keluarga dan lain-lain lalu diperberat dengan rasa takut terhadap SUTET.

Daftar Pustaka

Ir. Wisnu Arya Wardhana, adalah Widyaiswara BATAN, pengamat dan penulis masalah lingkungan, tinggal di Yogyakarta.

Drs. Supriyono MSc., adalah peneliti BATAN, dosen PATN, tinggal di Yogyakarta

Ir. Djiwo Harsono MEng., dosen PATN, tinggal di Yogyakarta